pesan sang ibu...
takkala aku menyarungkan pedang dan bersimpuh diatas pangkuannya
tertumpah rasa kerinduanku pada sang ibu, tangannya yang halus mulus membelai kepalaku
bergetarlah seluruh jiwa ragaku, musnahlah seluruh api semangat juangku
namun sang ibu berkata :
anakku sayang apabila kakimu sudah melangkah ditengah padang. tancapkanlah kakimu dalam2,,
dan tetaplah terus bergumam..sebab gumammu adalah mantra dari dewa-dewa. gumam mengandung ribuan makna....
apabila gumam sudah menyatu dengan jiwa raga, maka gumam akan berubah menjadi teriakan2 yang nantinya akan berubah menjadi gelombang salju yang besar
yang nantinya akan mampu merobohkan istana yang penuh kepalsuan gedung2 yang di huni kaum munafik.
tatanan negri ini sudah hancur anakku.
di hancurkan oleh sang penguasa negri ini.
mereka hanya bisa bersolek di depan kaca. tapi membiarkan punggungnya penuh noda, dan penuh lendir hitam yang baunya kemana-mana
mereka selalu menyemprot kemaluannya dengan parfum luar negri, di luar berbau wangi di dalam penuh dengan bakteri.
dan hebatnya, sang penguasa ini pandai bermain akrobat.
tubuhnya mampu di lipat-lipat yang akhirnya pantat dan kemaluannya sendiri mampu di jilat-jilat...
anakku apabila pedang sudah kau cabut.,.janganlah surut.,.janganlah bicara soal menang dan kalah...
sebab menang dan kalah hanyalah mimpi2, mimpi2 muncul dari sebuah keinginan, keinginan hanyalah sebuah khayalan yang hanya
akan melahirkan harta dan kekuasaan.
harta dan kekuasaan hanyalah balon2 sabun yang terbang di udara.
anakku asahlah pedangmu...ajaklah mereka bertarung di tengah padang.....lalu tusukkan pedangmu di tengah2 selangkangan mereka..
BIARKAN DARAH TERTUMPAH DI NEGRI INI..
satukan gumammu menjadi
REVOLUSI....!!!!
download musikalisasi puisinya :
http://xover5.jkt.3d.x.indowebster.com/download/42/a175519b018da0e56e4b22be4f2cf0bc.mp3
sanggar satu bumi (pesan sang ibu)
Kamis, Maret 29, 2012
5
el faqih: PESAN SANG IBU
pesan sang ibu... takkala aku menyarungkan pedang dan bersimpuh diatas pangkuannya tertumpah rasa kerinduanku pada sang ibu, tangannya yang ...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan berkomentar...